Senin, 10 November 2014

KURIKULUM 2013 Belum sepenuhnya dijalankan

Kurikulum 2013 yang telah dicanangkan oleh pemerintah sejak tahun pelajaran 2013/2014 belum sepenuhnya dijalankan oleh guru dan sekolah,hal ini disebabkan oleh beberapa hal :

1. Masih banyak guru yang belum paham benar dengan kurikulum 2013
2 .Masih banyak guru belum mampu menerapkan model pembelajaran yang sesuai
3. Masih banyak guru belum memahami penilaian  dalam kurikulum 2013
4. Mahalnya biaya untuk mencetak lembar lembar penilaian
5 .kemampuan guru dalam mengunakan IT

Oleh sebab itu guru harus lebih banyak mempelajari dan memahami apa sebenarnya kurikulum 2013 itu serta implementasinya melalui program program pelatihan, work shop maupun MGMP yang rutin dijalankan oleh fihak fihak terkait sehingga kurikulum 2013 dapat dilaksankan dengan baik.

Selanjutnya banyak guru yang masih belum mampu  menghilangkan kebiasaan kebiasaan lama yang sulit untuk dihilangkan, seperti mencatat buku terus ditinggalkan, kalau seperti ini terus  maka sulit kurikulum 2013 untuk dilaksanakan ditambah lagi  banyak guru yang gaptek. seharusnya dengan kurikulum 2013 guru dituntut untuk banyak berkreasi sehingga menciptakan suasana suana pembelajaran yang PAIKEM, dapat terwujud.

kendala lainnya adalah sekolah yang belum terjangkau internet atau perpustakaan yang belum memiliki koleksi buku penunjang yang memadai  sehingga Kegiatan belajar sulit dikembangkan.








Jumat, 22 Agustus 2014

KRONOLOGIS PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA



 
7 Desember 1945
 Jepang menyerbu pangkalan angkatan lautAmerika serikat di Pearl Harbour hawaii,akibat tindakan jepang ini makaAmerika Serikat termasuk Belanda menyatakan perang tarhadap Jepang. Namun karena ketidaksiapan dari Belanda menghadapi Jepang,Jepang berhasil merebut Indonesia dari Jepang.

8 Maret 1945
 Belanda Menyerah tanpa syarat kepada Jepang yang ditandai dengan perjanjian di  kalijati Subang dengan demikian berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia dan digantikan oleh Jepang.

6 agustus 1945
Pada tanggal 6 agustus 1945 kota Hiroshima di Jepang di bom atom oleh Amerika Serikat yang mengakibatkan moral tentara jepang diseluruh dunia menurun.

7 agustus 1945
Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Zyunbi IInkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.

9 agustus 1945
bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki pada tanggal 9 agustus 1945 sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

10 agustus 1945
Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 agustus 1945 bahwa jepang telah menyerahakn diri kepada pihak sekutu. Para pejuang bawah tanah menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah dari Jepang dan bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI. Syahrir langsung memberitahukan tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah . Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir.

12 agustus 1945
melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, jepang mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

14 agustus 1945
Pada tanggal 14 agustus 1945 Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan.
Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan ‘hadiah’ dari Jepang.

15 Agustus 1945
Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Sutan Sjahrir, salah satu tokoh pemuda mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 malam 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan UUD yang sehari sebelumnya telah disiapkan Hatta.

16 Agustus 1945
 Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana terbakar gelora kepahlawanannya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, mereka bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik.
 
17 Agustus 1945
 pagi harinya dikediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.
mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

18 Agustus 1945
 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Rabu, 18 Juni 2014

KURIKULUM 2013 BAGAIMANA NASIBMU ?

saat ini mulai berlaku kurikulum 2013, yang konon katanya kurikulum ini akan lebih baik dari kurikulum yang sebelumnya.dimana kurikulum ini megedepankan karakter siswa dan moral. didalam dunia pendidikan moral jelas menjadi yang paling utama, tetapi untuk saat ini apakah masih siswa menedepankan moral ? sebenarnya yang patut dibenahai moralnya adalah para pemimpin bangsa ini dimana didalam dunia pendidikan terjadi pembohongan publik, kita selalu bicara moral siswa tetapi tidak disadari oleh kita bahwa kita langsung atau tidak langsung telah membuat siswa menjadi pembohong, mulai dari nilai yang disulap,yang penting siswa lulus atau naik demi gengsi kita tanpa malu malu memberikan nilai yang fantastis kepada siswa baik yang mampu maupun yang tidak mampu, ibarat buah masak dikarbit luar matang didalam bantat. inilah cermin indonesia kedepan akan banyak manusia manusia dengan nilai baik tapi bantat pemikirannya bantat ahlaknya.jadi yang perlu dididik itu bukan siswa tapi pemimpin pmimpin nya terlebih dahulu, ditambah lagi apakah kurikulum 2013 akan bertahan lama sebab sebantar lagi menterinya akan diganti oleh pemerintahan yang baru.

Pendidikan tidak akan berhasil tanpa dibarengi dengan sikap jujur dari pemimpin pemimpinnya kata pepatah guru kencing berdiri  siswa kencing dijendela. ingat itu. tidak perlu gonta ganti kurikulum kalau masih dipimpin manusia manusia pembohong, manusia yang tidak bisa jadi panutan.rubahlah sikap kita terlebih dahulu Ujian yang jujur, mengelola dana sekolah yang jujur, kalau semuanya jujur maka mudah mudahan  pendidikan kita akan lebih baik.

Senin, 08 April 2013

TUNJANGAN SETENGAH HATI


TUNJANGAN SETENGAH HATI

 Guru merupakan sosok sederhana dan sering dipandang sebelah mata. Pekerjaannya mulia tapi miskin materi, seorang guru setiap harinya mendidik anak bangsa dengan penuh tanggung jawab demi masa depan bangsa, jika ada yang salah dengan bangsa ini  gurulah yang selalu menjadi kambing hitamnya sumpah serapah selalu dilontarkan. Pada tahun 2006/2007 pemerintah  melalui Kemendiknas  melakukan program sertifikasi bagi guru baik guru PNS maupun guru Swasta dengan persyaratan Sarjana dan telah berpengalaman selama 10 tahun masa kerja. Bagi guru yang lulus mendapatkan sertifikat dan diakuinya guru sebagai tenaga profesional, hal ini tentunya disambut gembira oleh para guru karena selain diakui sebagai tenaga profesional juga akan mendapatkan tunjangan dari sertifikasi itu. Dalam Undang Undang Republik Indonesia no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen  pada pasal 16 ayat 2 tertulis bahwa tunjangan profesi diberikan setara  dengan 1 kali gaji pokok, guru yang diangkat oleh satuan pendidikan, yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah pada tingkat,masa kerja dan kualifikasi yang sama.
Untuk memperoleh tunjangan itu guru harus memenuhi syarat diantaranya mengajar pada mata pelajaran yang diampunya sekurang kurangnya 24 jam atau dengan tugas tambahan sebagai Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala labratorium,kepala perpustakaan atau kepala bengkel. Sejak tahun 2011/2012 data sertifikasi guru melalui DAPODIK  online yang dilakukan oleh operator sekolah masing masing. Muncul masalah baru dilapangan  tidak semua sekolah memiliki fasilitas internet dan komputer. Hal lain yang menjadi permasalahan adalah banyak guru yang tidak dapat memenuhi jumlah jam yang diampunya sebanyak 24 jam, maka sang guru tersebut harus mencari disekolah lain meskipun disekolah itu ada mata pelajaran yang tidak memiliki guru sama sekali. Jika tidak terpenuhi jam wajib tersebut maka akan terancam diputus  tunjangan sertifikasinya. Guru harus kesana kemari mencari sekolah lain celakanya tidak ada sekolah sekolah yang dapat menampungnya karena telah penuh dengan mata pelajaran yang sama.
Hal ini menjadi pil pahit bagi guru yang sudah memiliki sertifikat dengan predikat prifessional, hal demikian tentunya menjadi PR bagi pemerintah dalam hal pemerataan guru dan ironisnya ada guru yang menumpuk dalam satu sekolah adapula yang tidak ada guru sama sekali, dapat dibayangkan , berpa banyak guru yang mengalami kegalauan karena kekurangan jam mengajar.
Dengan hanya memenuhi syarat jam yang diampunya saja, dan tidak boleh mengajar pelajaran lain walaupun memenuhi 24 jam mengajar tapi tidah sesuai kreteria sertifikasi, jelas akan banyak guru yang terancam terputus tunjangannya. Sebenarnya pemerintah belum sepenuhnya rela memberikan tunjangan profesi kepada guru. Ada baiknya pemerintah menghentikan saja tunjangan itu bila dipandang berat untuk membayarnya daripada setengah setengah atau dikaji ulang  agar tidak meresahkan para pahlawan tanpa tanda jasa terutama yang masih kekurangan jam mengajarnya.Belum lagi  ada beberapa daerah yang menahan tunjangan tersebut sampai berbulan bulan belum dicairkan.
Dapat tergambar dengan jelas bagaimana nasip guru guru yang ada dipedesaan, daerah tertinggal daearah pedalaman, internet tidak ada, sekolah terdekat  juga tidak ada,rombongan belajar sedikit dan masih banyak hal yang menjadi kendala, pemerintah dalam hal ini Kemendikbud,dinas pendidikan dapat  membangun sinergi memberikan solusi terbaik bagi guru guru bermasalah tersebut. Mereka telah mengajar dan mendidik anak bangsa mencerdaskan generasi penerusnya, tentunya tidak mudah bagi mereka melaksanakan tugas dengan aturan aturan yang cukup banyak belum lagi ketentuan ketentuan lain yang bikin pusing kepala. Jika ditelaah sebenarnaya pemerintah belum rela guru hidup sedikit lebih baik.

Oh guru profesimu dipandang sebelah mata
Walaupun engkau mencerdaskan anak bangsa
 tetap saja engkau pahlawan tanpa tanda jasa
Oh.....guru !

Jumat, 15 Maret 2013

MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF


MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
A.  Model Examples Non Examples
Contoh dapat dari Kasus/Gambar yang Relevan dengan Kompetensi Dasar
Langkah-langkah :
  1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
  2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/In Focus
  3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/ menganalisa gambar
  4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
  5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
  6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
  7. Kesimpulan
B. Picture And Picture
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Menyajikan materi sebagai pengantar
  3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
  4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
  5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
  6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
  7. Kesimpulan/rangkuman
C.  Numbered Heads Together
Langkah-langkah :
  1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
  2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
  3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelom-pok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
  4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
  5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
  6. Kesimpulan
                                                                                                                   Model (1)
D. Cooperative Script
Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisar-kan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
  1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
  2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
  3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
  4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : (a) Menyimak/mengoreksi/me-nunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; (b) Membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
  5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
  6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan guru
  7. Penutup
E. Kepala Bernomor Struktur
Langkah-langkah :
  1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
  2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
  3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
  4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
  5. Kesimpulan
F. Student Teams-Achievement Divisions (Stad)/Tim Siswa Kelompok Prestasi (Slavin, 1995)
Langkah-langkah :
  1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menu-rut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
  2. Guru menyajikan pelajaran
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelom-pok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
  4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
  5. Memberi evaluasi
6.      Kesimpulan                                                                                                      Model (2)

G. Jigsaw (Model Tim Ahli)/(Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Langkah-langkah :
  1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
  2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
  3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
  4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
  5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
  6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
  7. Guru memberi evaluasi
  8. Penutup
H. Problem Based Introductuon (PBI)/(Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Langkah-langkah :
  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
  5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
I. Artikulasi
Langkah-langkah :
  1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
  2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
  3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
  4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
  5. >Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
  6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
  7. Kesimpulan/penutup
Model (3)
J. Mind Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaik-nya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
  3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
  4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
  5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
  6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
K. Make - A Match (Mencari Pasangan) (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
  2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
  3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
  4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
  5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
  6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
  7. Demikian seterusnya
  8. Kesimpulan/penutup
L. Think Pair And Share (Frank Lyman, 1985)
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
  3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
  4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
  5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
  6. Guru memberi kesimpulan
  7. Penutup

Model (4)
M. Debat
Langkah-langkah :
  1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
  2. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
  3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
  4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
  5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
  6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkum-an yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

/








Model (5)