Senin, 08 April 2013

TUNJANGAN SETENGAH HATI


TUNJANGAN SETENGAH HATI

 Guru merupakan sosok sederhana dan sering dipandang sebelah mata. Pekerjaannya mulia tapi miskin materi, seorang guru setiap harinya mendidik anak bangsa dengan penuh tanggung jawab demi masa depan bangsa, jika ada yang salah dengan bangsa ini  gurulah yang selalu menjadi kambing hitamnya sumpah serapah selalu dilontarkan. Pada tahun 2006/2007 pemerintah  melalui Kemendiknas  melakukan program sertifikasi bagi guru baik guru PNS maupun guru Swasta dengan persyaratan Sarjana dan telah berpengalaman selama 10 tahun masa kerja. Bagi guru yang lulus mendapatkan sertifikat dan diakuinya guru sebagai tenaga profesional, hal ini tentunya disambut gembira oleh para guru karena selain diakui sebagai tenaga profesional juga akan mendapatkan tunjangan dari sertifikasi itu. Dalam Undang Undang Republik Indonesia no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen  pada pasal 16 ayat 2 tertulis bahwa tunjangan profesi diberikan setara  dengan 1 kali gaji pokok, guru yang diangkat oleh satuan pendidikan, yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah pada tingkat,masa kerja dan kualifikasi yang sama.
Untuk memperoleh tunjangan itu guru harus memenuhi syarat diantaranya mengajar pada mata pelajaran yang diampunya sekurang kurangnya 24 jam atau dengan tugas tambahan sebagai Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala labratorium,kepala perpustakaan atau kepala bengkel. Sejak tahun 2011/2012 data sertifikasi guru melalui DAPODIK  online yang dilakukan oleh operator sekolah masing masing. Muncul masalah baru dilapangan  tidak semua sekolah memiliki fasilitas internet dan komputer. Hal lain yang menjadi permasalahan adalah banyak guru yang tidak dapat memenuhi jumlah jam yang diampunya sebanyak 24 jam, maka sang guru tersebut harus mencari disekolah lain meskipun disekolah itu ada mata pelajaran yang tidak memiliki guru sama sekali. Jika tidak terpenuhi jam wajib tersebut maka akan terancam diputus  tunjangan sertifikasinya. Guru harus kesana kemari mencari sekolah lain celakanya tidak ada sekolah sekolah yang dapat menampungnya karena telah penuh dengan mata pelajaran yang sama.
Hal ini menjadi pil pahit bagi guru yang sudah memiliki sertifikat dengan predikat prifessional, hal demikian tentunya menjadi PR bagi pemerintah dalam hal pemerataan guru dan ironisnya ada guru yang menumpuk dalam satu sekolah adapula yang tidak ada guru sama sekali, dapat dibayangkan , berpa banyak guru yang mengalami kegalauan karena kekurangan jam mengajar.
Dengan hanya memenuhi syarat jam yang diampunya saja, dan tidak boleh mengajar pelajaran lain walaupun memenuhi 24 jam mengajar tapi tidah sesuai kreteria sertifikasi, jelas akan banyak guru yang terancam terputus tunjangannya. Sebenarnya pemerintah belum sepenuhnya rela memberikan tunjangan profesi kepada guru. Ada baiknya pemerintah menghentikan saja tunjangan itu bila dipandang berat untuk membayarnya daripada setengah setengah atau dikaji ulang  agar tidak meresahkan para pahlawan tanpa tanda jasa terutama yang masih kekurangan jam mengajarnya.Belum lagi  ada beberapa daerah yang menahan tunjangan tersebut sampai berbulan bulan belum dicairkan.
Dapat tergambar dengan jelas bagaimana nasip guru guru yang ada dipedesaan, daerah tertinggal daearah pedalaman, internet tidak ada, sekolah terdekat  juga tidak ada,rombongan belajar sedikit dan masih banyak hal yang menjadi kendala, pemerintah dalam hal ini Kemendikbud,dinas pendidikan dapat  membangun sinergi memberikan solusi terbaik bagi guru guru bermasalah tersebut. Mereka telah mengajar dan mendidik anak bangsa mencerdaskan generasi penerusnya, tentunya tidak mudah bagi mereka melaksanakan tugas dengan aturan aturan yang cukup banyak belum lagi ketentuan ketentuan lain yang bikin pusing kepala. Jika ditelaah sebenarnaya pemerintah belum rela guru hidup sedikit lebih baik.

Oh guru profesimu dipandang sebelah mata
Walaupun engkau mencerdaskan anak bangsa
 tetap saja engkau pahlawan tanpa tanda jasa
Oh.....guru !

Jumat, 15 Maret 2013

MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF


MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
A.  Model Examples Non Examples
Contoh dapat dari Kasus/Gambar yang Relevan dengan Kompetensi Dasar
Langkah-langkah :
  1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
  2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/In Focus
  3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/ menganalisa gambar
  4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
  5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
  6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
  7. Kesimpulan
B. Picture And Picture
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Menyajikan materi sebagai pengantar
  3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
  4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
  5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
  6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
  7. Kesimpulan/rangkuman
C.  Numbered Heads Together
Langkah-langkah :
  1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
  2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
  3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelom-pok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
  4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
  5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
  6. Kesimpulan
                                                                                                                   Model (1)
D. Cooperative Script
Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisar-kan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
  1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
  2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
  3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
  4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : (a) Menyimak/mengoreksi/me-nunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; (b) Membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
  5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
  6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan guru
  7. Penutup
E. Kepala Bernomor Struktur
Langkah-langkah :
  1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
  2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
  3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
  4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
  5. Kesimpulan
F. Student Teams-Achievement Divisions (Stad)/Tim Siswa Kelompok Prestasi (Slavin, 1995)
Langkah-langkah :
  1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menu-rut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
  2. Guru menyajikan pelajaran
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelom-pok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
  4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
  5. Memberi evaluasi
6.      Kesimpulan                                                                                                      Model (2)

G. Jigsaw (Model Tim Ahli)/(Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Langkah-langkah :
  1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
  2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
  3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
  4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
  5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
  6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
  7. Guru memberi evaluasi
  8. Penutup
H. Problem Based Introductuon (PBI)/(Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Langkah-langkah :
  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
  5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
I. Artikulasi
Langkah-langkah :
  1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
  2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
  3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
  4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
  5. >Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
  6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
  7. Kesimpulan/penutup
Model (3)
J. Mind Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaik-nya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
  3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
  4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
  5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
  6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
K. Make - A Match (Mencari Pasangan) (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
  2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
  3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
  4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
  5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
  6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
  7. Demikian seterusnya
  8. Kesimpulan/penutup
L. Think Pair And Share (Frank Lyman, 1985)
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
  3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
  4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
  5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
  6. Guru memberi kesimpulan
  7. Penutup

Model (4)
M. Debat
Langkah-langkah :
  1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
  2. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
  3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
  4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
  5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
  6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkum-an yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

/








Model (5)